13 Macam Tarian Adat Dari Jawa Barat Yang Perlu Kamu Tahu

Tarian Adat Jawa Barat – dari kalian tentunya hafal betul lagu “halo, halo Bandung” yang biasa dibawakan saat tugas sekolah menyanyi

Bandung merupakan ibukota provinsi dari Jawa Barat.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di negara Indonesia yang banyak sekali tempat wisata dan makanan-makanan khasnya. Selain itu di sana juga masih ada kebudayaan yang masih dijaga baik hingga sekarang.

Nah kali ini akan membahas lebih jauh mengenai kebudayaan yang ada di provinsi Jawa Barat tepatnya mengenai kesenian tari.

Terus apa saja sih macam-macam tarian Jawa Barat ?

Dibawah telah kita rangkum mengenai penjelasan tarian adat Jawa Barat beserta dengan gambarnya. Ayok langsung saja kita simak dengan seksama

Tarian Adat Jaipong

tari-jaipong-salah satu tarian adat dari provinsi jawa barat

Tarian adat Jawa Barat yang pertama kita bahas pada artikel ini adalah tari Jaipong.

Tentunya kita sudah sangat mengenal betul mengenai tarian yang satu ini, tari tradisional yang sangat terkenal ini berasal dari ibukota provinsi Jawa Barat yaitu kota Bandung.

Tarian ini juga kerap disebut dengan Jaipongan, tarian yang berasal dari kreativitas seorang seniman Bandung bernama Gugum Gumbira. Kecintaannya dalam dunia kesenian rakyat membuatnya mengenal dan mengetahui pola-pola dalam gerakan tari Tradisional yang ada dalam Kliningan.

Gerakan dalam tari Jaipong sendiri yaitu gerakan bukaan, nbakeun, pencungan, serat beberapa gerakannya lainnya.

Tarian Adat Ketuk Tilu

Tari adat Ketuk Tilu merupakan kesenian tari Jawa Barat yang berasal dari Sunda. Kata tilu dalam bahasa Indonesia mempunyai arti angka tiga. Sedangkan menurut sejarah nama tari Ketuk Tilu berasal dari iringan musik dalam tarian yang mengeluarkan 3 suara.

Pada zaman dahulu, tari adat Ketuk Tilu biasa dibawakan saat datangnya musim panen padi, hal ini sebagai bentuk syukur masyarakat setempat kepada Dewi Padi atau biasa disebut Dewi Sri.

Namun sekarang ini tari Ketuk Tilu lebih berkembang sebagai tarian hiburan bagi masyarakat.

Tarian daerah Jawa Barat ini biasanya dibawakan secara berpasang-pasang, namun juga dibawakan secara tunggal. Gerakan penarinya sendiri seperti goyang, geol, gitak, pencak dan muncid.

Tarian Adat Keurseus

Tarian sunda selanjutnya yaitu tari Keurseus, tarian ini diciptakan oleh seniman Cirebon. Pada awalnya, tarian ini biasanya dibawakan oleh dua penari yaitu bapak Wentar dan Bapak Kontjer.

Tanpa diduga, tarian ini mendapat sambutan hangat oleh masyarakat pada saat itu sehingga banyak orang yang ingin belajar tarian itu. kata Keurseus sendiri berasal dari bahasa Belanda yang mempunyai arti kursus.

Tari adat Keurseus sendiri terbagi menjadi tiga jenis yakni:

  • Tari Keurseus Gawil
  • Tari Keurseus Kawiran
  • Tari Keurseus Lenyepan

Gerakan dalam tarian tersebut mirip dengan tari Tayuban, tetap setiap jenis tarian Keurseus mempunyai ciri khas gerakannya masing-masing.

Saat ini tari Keurseus juga masih diminati oleh masyarakat, peminat paling banyak dari kaum Laki-laki.

Tarian Adat Buyung

Salah satu tarian Jawa Barat yang berasal dari daerah Kuningan ialah tari Buyung.

Buyung sendiri merupakan jenis tanah liat yang biasa digunakan oleh perempuan Sunda untuk mengambil air pada zaman dahulu.

Tarian yang dibuat oleh seniman bernama Emalia Djatikusmah ini biasanya dibawakan dalam upacara Seren yang diadakan setiap tahun.

Yang membuat tarian ini unik adalah para penari yang akan membawa kendi yang terbuat dari tanah liat atau orang Jawa Barat menyebutnya dengan Buyung.

Buyung tersebut akan diletakan di atas kepala penari dan akan sambil membawanya saat menari. Buyung tersebut tidak boleh jatuh saat sedang menari.

Menurut kepercayaan masyarakat, diyakini bahwa setiap gerakan dalam tari Buyung mempunyai makna tersendiri. Salah satu makna dari membawa buyung di atas kepala adalah simbol dari di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung.

Tari Buyung sendiri biasanya dibawakan oleh kaum perempuannya yang berjumlah 12 penari, para penari tersebut akan mengenakan busana tarian berupa kebaya dengan properti tambahan berupa kain selendang.

Tarian Adat Ronggeng Bugis

Tarian daerah Jawa Barat selanjutnya adalah tari Ronggeng Bugis, tarian ini berasal dari kota Cirebon.

Ronggen sendiri merupakan penari laki-laki yang berpakaian dan seperti perempuan, sedangkan Bugis merupakan salah satu suku yang berasal dari provinsi Sulawesi Selatan.

Tarian ini merupakan jenis tari komedi yang biasa dibawakan oleh 12 hingga 20 penari laki-laki.

Karena para penari berjenis kelamin laki-laki maka mereka akan mengenakan make up dengan tebal, buka agar terlihat cantik dan menawan tetapi agar dapat memberi kesan lucu kepada penonton.

Menurut sejarah tarian ini berasal dari Kerajaan Cirebon saat menyuruh temannya dari suku bugis untuk menjadi mata-mata.

Tari Ronggeng Bugis biasanya akan diiringi dengan alat musik tradisional seperti gong kecil, kelenang dan kecrek.

Tarian Adat Sampiung

Tarian Jawa Barat selanjutnya yang akan kita bahas adalah tari Sampiung yang pada zaman dahulu dibawakan sebagai tarian untuk pesta panen, menyambut Seren Taun, Ngarua, rebo wekasan dan juga acara-acara pemerintahan Indonesia.

Kata sampiung sendiri merupakan judul lagu pada zaman dahulu.

Tarian ini biasanya disebut juga dengan tari Jentreng atau tari Ngek Ngek. Dalam tari adat ini jumal penari tidak ada aturan khusus. Para penari biasanya akan mengenakan pakaian yang sederhana seperti kebaya, kain selendang, sinjang dan konde.

Tari Sampiung lebih meriah dengan iringan alat musik yakani rebab, kecapi dan jentreng.

Tarian Adat Sintren

Tari tradisional Sintren merupakan kesenian tari tradisional Jawa Barat yang berasal dari daerah Cirebon.

Tarian ini juga dikenal dengan tari Lais.

Lais sendiri merupakan jenis tarian yang menggunakan aroma magis dari cerita cinta antara Sulandono dengan Sulasih.

Tarian ini dibawakan oleh penari gadis yang masih perawan, pawang dan juga iringan gending dari 6 orang. Penari gadis akan dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang telah dibalut dengan kain dan diikat.

Pawang atau dalang dalam tari Sintren akan berjalan memutari kurungan ayam sambil membaca mantra, pembacaan mantra tersebut digunakan untuk memanggil ruh dari Dewi Lanjar.

Apabila pemanggilan ruh tersebut berhasil, maka gadis yang berada di kurungan tersebut akan terlepas semua ikatannya dan sudah berdandan cantik.

Setelah keluar dari kurungan, sang gadis pun akan menari dengan diiringi oleh gending.

Tarian Adat Ronggeng Gunung

Tarian adat Jawa Barat selanjutnya dikenal dengan nama tari Ronggeng Gunung, tarian ini berasal dari Ciamis Selatan dan Pangandaran. Tarian ini juga berkembang di daerah Ciparakan, Burujul, Banjarsari, Cijulang, Ciparakan, Panyutran, dan Pangandaran.

Kesenian tari ini hampir sama dengan tari ronggeng umumnya yaitu ditarikan oleh penari satu atau lebih dengan diiringi alat musik tradisional dari gamelan dan iringan kawih atau nyanyian sebagai pengiring tari.

Tarian Adat Topeng Cirebon

Tarian Jawa Barat selanjutnya adalah tari Topeng Cirebon, sesuai dengan namanya tarian ini berasal dari daerah Cirebon.

Tarian ini terisnpirasi dari cerita rakyat yang bekembang didaerah tersebut mengenai Sunan Gunung Jati yang pada masa itu sedang menguasai wilayah Cirebon.

Hingga suatu wilayah Cirebon diserang oleh Pangeran Welang. Karena pada saat itu tidak bisa menandingi kekuatan Pangeran Welang maka wilayah cirebon pun kalah.

Dari kisah tersebut lahirlah tari Topeng yang menyebar dengan cepat ke berbagai daerah di Jawa Barat seperti Brebes, Subang, Jatibarang dan Indramayu.

Tarian ini biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau bisa 2 hingga 3 penari. Orang yang memainkan tarian ini disebut juga dengan dalang.

Tarian Adat Merak

Salah satu tari tradisional Jawa Barat yang terkenal lainnya yaitu tari Merak.

Tarian ini berasal dari Pasundan yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri, pada saat itu beliau terinspirasi dari burung merak karena pada zaman dahulu burung merak menyimbolkan mahkota.

Para penari biasanya akan membawakannya seperti burung merak, mengepakan sayap ketika melenggak-lenggok.

Taria ini mengedepankan keindahan gerakan kecantikan para penarinya sehingga tak heran jika para penonton akan terkagum ketika melihat tarian ini.

Perbedaan tarian ini dengan tarian lainnya cukup mudah, biasanya para penari akan mengenakan mahkota diatas kepalanya serta mengenakan k pakaian dengan corak seperti burung merak.

Jumlah penarinya sendiri biasanya terdiri dari 3 orang atau bahkan 2 orang atau secara berpasang–pasangan.

Tarian ini lebih semarak dengan iringan dari alat musik tradisional yaitu gamelan

Tarian Adat Wayang

Tarian adat Jawa Barat yang terakhir kita bahas adalah tari Wayang.

Tarian ini dinamakan tari wayang karena latar belakang dari tari tradisional ini seperti dalam cerita pewayangan. Dimana pare penari akan diambil dari tokoh wayang golek dan dengan gerakan mengikuti alur cerita.

Dalam tarian ini biasanya terdapat gerakan seperti sedang berperang atau berkelahi, hal ini akan tergantung dengan tema atau cerita yang sedang dibawakan.

Jumlah penarinya sendiri tidak dibatasi atau bebas, keunikan lainnya dari tarian in adalah lebih banyak dibawakan oleh penari laki-laki daripada penari perempuan.

Penutup Tarian Adat Jawa Barat

Itulah penjelasan mengenai tarian adat yang ada di provinsi Jawa Barat, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semakin membuat kita mencintai kebudayaan yang ada di Indonesia.

Tak lupa mengingatkan kepada kalian untuk share artikel ini sebagai bentuk promosi kesenian tari yang ada di Indonesia.

Dan seperti biasa, terimakasih sudah singgah

Tarian Adat Jawa Barat

Tinggalkan komentar