Tarian Adat Daerah Banten

Tarian Adat Banten – Hai Semuanya, Bagaimana kabarnya, tahukah kamu salah satu provinsi yang ada di ujung barat pulau Jawa ?

Yaps yaitu provinsi Banten.

Selain terkenal dengan kebudayaan Debusnya, provinsi Banten juga mempunyai beragam keunikan lainnya seperti dalam hal kuliner, destinasi wisata, kebudayan dan juga kesenian.

Selain Debus provinsi ini juga terkenal dengan suku Baduy. Salah satu suku yang hidup jauh dari kata modern tetapi masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadatnya.

Tetapi, pada kesempatan kali ini neprona.com akan membahas lebih jauh mengenai salah satu kesenian yang ada di Provinsi Banten yaitu tarian adatnya.

Lantas apa saja tari tradisional dari Banten ?

Berikut penjelasan tarian adat Banten beserta gambarnya. Mari kita simak bersama-sama.

Tarian Adat Dzikir Saman

Tarian adat Banten yang pertama kita bahas adalah tari Dzikir Saman, meskipun namanya dengan tari saman yang ada di Aceh tapi kedua tarian tersebut.

Dalam tarian Dzikir Saman biasanya dibawakan oleh penari laki-laki dengan formasi membentuk lingkaran sambil bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan gerakan berputar.

Tarian ini diiringi dengan alunan alat musik tradisional dan nyanyian yang mengandung asma Allah atau Shalawat kepada nabi.

Menurut sejarah, tarian ini diyakini sudah ada sejak zaman dahulu dan biasa dipentaskan dalam acara Khaul Syeh Abdul Qodir Al-Jailani dan beberapa acara yang bernuansakan islam.

Fungsi tari Banten ini sendiri lebih untuk hiburan dan pendidikan bagi masyarakat. Tarian ini terbagi menjadi 3 babak, di babak terakhir para penonton akan menari bersama dengan para penari.

Jumlah penari Dzikir Saman sendiri adalah sekitar 20 sampai 40 orang. mereka terbagi menjadi 2 kelompok, dimana 2 sampai 4 orang bertugas sebagai vokalis pembaca al-Barzanji dan sisanya bertugas sebagai pengiring suara.

Tari Katuran

Tarian khas Banten selanjutnya bernama tari Katuran, tarian ini merupakan tarian yang digunakan sebagai tarian penghormatan kepada tamu agung yang telah datang ke Banten.

Tarian yang biasa dimainkan oleh penari perempuan ini dilengkapi dengan pakaian berbahan dasar warna putih dengan tambahan kain berwarna terang.

Tarian ini mempertunjukan gerakanan para penari yang terlahita sangat indah dan juga unik.

Tari Gitik Cokek

Tari Gitik Cokek merupakan tarian adat Banten yang telah ada dan berkembang pada abad ke 19. para penari akan mengenakan kebaya atau biasa disebut dengan Cokek, tarian ini mirip dengan tarian asal Jawa Tengah yakni tari Ronggeng.

Tari adat Gitik Cokek sendiri berasal dari kabupaten Tangerang, provinsi Banten.

Pada zaman dahulu, tarian Banten ini dipentaskan oleh orang Tionghoa yang ada di kabupaten Tangerang. Dalam tarian tersebut terdiri dari 3 orang penari yang diadakan sebagai hiburan masyarakat.

Yang menari dari tari Gitik Cokek adalah gerakan para penari, dimana para penari akan menggerakan tubuhnya dengan perlahan sehingga mudah untuk ditirukan. Pada awalnya pola lantai tarian Banten ini memanjang dengan menggerakan kaki maju mundur dan merentangkan tangan setinggi bahu.

Para penari akan mengenakan kebaya dari bahan dasar kain sutra dengan warna seperti merah, hijau, kuning, dan ungu. Para penari perempuan juga akan mengenakan sanggul rambut sehingga membuatnya tambah cantik.

Banyak yang beranggapan bahwa tarian termasuk tarian erotis, hal ini karena para penari perempuan dan laki-laki akan menari secara berpasangan dengan saling tempel.

Tari Ngebaksakeun

Tari adat Ngebaksakeun merupakan tarian Banten yang terinspirasi dari gaya silat Terumbu yang ada di kabupaten Pandeglang.

Tarian ini biasanya dipentaskan sebagai tari penyambut tamu.

Para penari akan menari dengan pakaian yang lebih cenderung berwarna biru dengan durasi tarian sekitar 5 menit.

Pada akhir tari Ngebaksakeun akan ada pertunjukan debus, salah satu kesenian yang identik dengan provinsi Banten.

Silat Terumbu merupakan ilmu bela diri yang berasal dari provinsi Banten, perbedaan antara silat Terumbu dengan pencak silat lain yang ada di Indonesia adalah sebutan dari jurus, berbagai ritualnya, dan fungsi.

Tari Maler Bedug

Tari Maler Bedug merupakan tarian pembaharuan dari tari Rampak Bedug yaitu salah satu tarian adat Banten.

Tarian ini sendiri inovasi dari berbagai tradisi Banten seperti musik, gerakan silat Terumbu dan bedug pamarayan. Tarian ini juga biasa digunakan sebagai tarian untuk menyambut kedatangan tamu.

Sesuai dengan namanya yaitu Maler Bedug tarian ini juga diiringi dengan alat musik tradisional yaitu bedug.

Tari Grebeg Terbang Gede

Tari tradisional Banten selanjutnya adalah tari Grebeg Terbang Gede, tarian ini merupakan jenis tari kreasi yang berasal dari kesenian Terbang Gede yang berasal dari kota Serang.

Dalam tarian tersebut juga ada unsur pencak silatnya, dan biasa digunakan oleh masyarakat sebagai tarian penyambut tamu kehormatan.

Tarian Banten ini diberi nama Terbang Gede karena memakai alat musik tradisional yaitu terbang yang berukuran besar atau gede. Tarian ini biasanya digunakan sebagai media dakwah penyebaran agama Islam di tanah Banten.

Tarian ini pun berkembang dan biasa dibawakan dalam berbagai upacara ritual seperti ngarak manten, hajat bumi, bersih desa, ruwatan rumah, syukuran bayi dan berbagai acara hiburan lainnya.

Tari Grebeg Terbang Gede dibawakan oleh beberapa laki-laki yang sudah lanjut usia, mereka mempunyai tugas masing-masing, yaitu:

  • Penabuh terbang gede
  • Penabuh sela
  • Penabuh koneng
  • Penabuh pengarak
  • Penabuh kempul

Tarian Banten ini akan diiringi dengan shalawat kepada Nabi Muhammad dengan bahasa Arab maupun Jawa.

Kata Grebeg sendiri merupakan bahasa Banten yang mempunyai arti dirempung, yaitu simbol dari masyarakat Banten yang religius, terbuka, dan ramah kepada orang.

Tari Topeng Tani Banten

Tarian daerah Banten selanjutnya adalah tari Topeng Tani, tarian khas ini terinspirasi dari kehidupan bangsa Indonesia saat ini khususnya para pemuda yang malu untuk menjadi petani.

Para penari akan mengenakan properti tari berupa topeng dari anyaman bambu, hal tersebut menggambarkan rasa malu dari pemuda sekarang yang menjadi petani.

Makna dalam tarian ini sendir adalah bahwa menjadi petani bukanlah pekerjaan yang hina bahkan akan menjadikan kita membanggakan para nenek moyang kita yang dulunya menjadi petani apabila kita menjadi petani yang sukses dan terkenal.

Penarinya sendiri biasa dilakukan oleh satu penari laki-laki, namun terkadang juga bisa lebih menyesuaikan dengan acara tersebut.

Meskipun ditarikan oleh satu orang penari laki-laki, namun gerakan dalam tarian daerah Banten ini tak kalah dengan tarian lainnya, penari akan menarikannya dengan lemah lembut dan gemulai.

Tari Cokek Banten

Tari tradisional Banten yang terakhir kita bahas bernama tari Cokek Banten, tarian ini dulunya dibawakan hanya oleh 3 orang penari perempuan.

Namun dengan berkembangnya zaman, tarian ini biasa dibawakan oleh 5 hingga 7 orang penari perempuan dengan tambahan laki-laki yang bertugas sebagai pemain alat musik.

Saat pementasan, penari Cokek Banten akan mengenakan pakaian adat Banten yakni kebaya dengan kain panjang sebagai bawahan.

Kebaya yang dipakai oleh para penari perempuan biasanya berwarna terang dan berkilau apabila terkena lampu, warna kebayanya sendiri ialah merah, kuning, hijau dan ungu.

Para penari juga akan mengenakan properti tambahan berupa kain selendang.

Tarian ini biasa dipentaskan sebagai tarian dalam hiburan pernikahan dan untuk menyambut tamu agung.

Para penari perempuan biasanya akan mengajak para tamu undangan atau mempelai laki-laki untuk menari bersama, orang yang diajak ditandai dengan selendang yang dikalungkan kepadanya.

Menurut kepercayaan masyarakat Banten, apabila seseorang telah mendapat kalungan selendang dari penari maka pantang untuk ditolak, apabila ditolak maka akan mencemari nama baik mereka sendiri.

Itulah penjelasan mengenai tarian adat yang ada di provinsi Banten, semoga artikel ini dapat memberi manfaat pada pembaca.

Jangan lupa untuk share artikel ini pada kerabat terdekat kita.

Dan seperti biasa, terimakasih sudah singgah

Tinggalkan komentar