4 Senjata Tradisional Banten

Senjata Tradisional Banten – Hai teman semua, apakah kamu tahu mengetahui mengenai suku Baduy, dari manakah mereka berasal ?

Yaps, mereka berasal dari salah satu provinsi yang ada di Indonesia yaitu provinsi Banten.

Ibukota provinsi dari Banten sendiri adalah kota Serang, selain terkenal dengan suku Baduy, provinsi ini juga mempunyai beragam kebudayaan yang sangat beragam.

Pada kesempatan kali ini gim-bi.com akan membahas mengenai macam-macam senjata tradisional yang ada di provinsi Banten lengkap dengan gambarnya.

Tanpa banyak kata pembuka, mari kita simak bersama macam-macam senjata tradisional Banten beserta gambarnya yang telah kami ulas dibawah ini.

Selamat membaca teman semua.

Senjata Tradisional Banten – Bedog

Senjata tradisional Banten yang pertama kita bahas Pada kesempatan kali ini yaitu Bedog.

Senjata ini mempunyai bentuk seperti golok pada umumnya dan biasa dipakai oleh para jawara dari wilayah Banten sebagai perlindungan diri.

Selain itu senjata daerah Banten ini juga kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Banten.

Masyarakat biasanya menggunakan senjata ini untuk menebang bambu, menebang pohon, mengupas kelapa, menyembelih hewan, keperluan dapur, dan lain sebagainya.

Senjata Tradisional Banten – Golok Ciomas

Senjata daerah Banten selanjutnya yaitu golok Ciomas, senjata ini merupakan salah satu senjata bersejarah yang ada di wilayah Banten.

Jika diperhatikan senjata ini memang tidak jauh berbeda dengan golok-golok lain pada umumnya.

Sesuai dengan namanya, nama golok ini diambil dari daerah yang bernama Ciomas yaitu tempat di mana Kalau ini pertama kali dibuat.

Ciomas sendiri merupakan salah satu daerah yang ada di Provinsi Banten, kamu dapat mengunjungi daerah tersebut melalui kota Serang menggunakan angkutan umum.

Senjata ini merupakan senjata yang pada zaman dahulu digunakan untuk melawan para penjajah, para pendekar dari wilayah Banten biasanya membawa senjata ini sebagai senjata simpanan jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan saat perjalanan.

Meskipun penduduk Banten biasa menyebut golok dengan bentuk tetapi terdapat perbedaan antara golok Ciomas dengan golok lainnya.

Golok Ciomas lebih merujuk sebagai senjata untuk pertarungan di medan perang, sedangkan beduk biasanya digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Oleh karena ini senjata ini mempunyai beberapa Apa keistimewaan atau nilai-nilai khusus di dalamnya.

Salah satunya yaitu pembuatan golok ini tidak boleh dilakukan sembarangan ada aturan yang tidak tertulis yang dalam pembuatannya dari generasi ke generasi pada zaman Kesultanan

Pembuatan golok Ciomas juga hanya dapat dilakukan kan saat bulan Maulid saja atau bulan kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Hal tersebut karena seperti yang kita tahu bahwa Mayoritas penduduk Banten beragama Islam. Dan bulan kelahiran Nabi mempunyai makna khusus bagi masyarakat setempat.

Pembuatan golok Ciomas juga berbeda dengan golok pada umumnya dalam pembuatan golok Ciomas terdapat beberapa ritual yang harus dilakukan.

penempaan besi yang digunakan sebagai bahan dasar golok Ciomas juga tidak boleh sembarangan, alat yang yang digunakan sebagai penampak golok Ciomas adalah godam atau penempa khusus yang di biasa disebut dengan Ki Denok.

Godam tersebut merupakan salah satu peninggalan warisan pada zaman Kesultanan Banten, godam tersebut merupakan hadiah dari Sultan Banten.

Meskipun mempunyai beberapa aturan-aturan yang ketat dalam pembuatannya, akan tetapi masyarakat Banten menganggap Golok Ciomas sebagai salah satu golok yang memulai mempunyai nilai-nilai artistik yang tinggi.

Oleh karena itu  tidak sembarangan orang yang mempunyai golok ini, penggunaan golok Ciomas juga tidak boleh sembarangan, golok ini hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang positif.

Karena kecintaan masyarakat Banten terhadap golok Ciomas, maka di daerah tersebut di buatlah sebuah golok raksasa.

Nama golok tersebut yaitu golok Nyi Gede, beliau merupakan ibunda dari Sultan Maulana Hasanudin atau biasa disebut Nyi Kawunganten.

Golok raksasa Nyi Gede ini mempunyai berat sekitar 1.500 kg untuk besinya, berat gagang kayunya adalah 250 kg sedangkan berat sarangnya sekitar 250 kg. Jadi golok tersebut mempunyai berat sekitar 2 ton.

Golok yang merupakan simbol dari rasa kekeluargaan dan simbol dari kebudayaan Banten ini mempunyai panjang sekitar 5 meter dengan panjang gagang golok 1,7 meter.

Senjata Tradisional Banten – Golok Sulangkar

Senjata daerah Banten selanjutnya yaitu golok sulangkar, golok tersebut merupakan warisan budaya dari nenek moyang masyarakat Banten.

Pada zaman dahulu golok tersebut banyak digunakan oleh penduduk banteng sebagai senjata melawan para penjajah.

Saat digunakan untuk melawan penjajah golok sulangkar akan dioleskan racun pada bagian bilah pedangnya hal tersebut agar dapat lebih mudah melumpuhkan lawan. racun yang biasa diuraikan pada koloid yaitu racun dari kalajengking, ular, dan katak buduk.

Bahan utama pembuatan golok Sulangkar adalah jenis besi pilihan yang telah dipakai masyarakat Banten pada zaman dahulu seperti tulang atau biasa disebut besi plat hitam.

Besi kuno tersebut dipercayai oleh penduduk Banten memiliki kekuatan mistis yang sangat kuat,sehingga dapat memberikan nilai lebih pada golok sulangkar.

Proses pembuatan golok sulangkar juga tidaklah mudah, pertama-tama penempa harus menyatukan bahan utama untuk dibakar, kemudian setelah itu bahan tersebut akan ditempa menjadi satu sehingga sebuah lempengan besi.

Lempengan besi tersebut nantinya akan dibentuk ketika masih panas menjadi golok sulangkar Sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

Setelah bilah golok jadi kemudian akan diberi gagang, masyarakat Banten biasanya membuat gagang golok sulangkar dari kayu ataupun tanduk kerbau.

Senjata Tradisional Banten – Congkrang (Arit)

Senjata tradisional dari Banten selanjutnya adalah Congkrang, bentuk dari senjata ini lebih mirip dengan sabit.

Bentuk bilahnya melengkung seperti bulan sabit, masyarakat Banten biasanya menyebut congkrang dengan Arit.

karena bentuknya yang hampir sama dengan sabit atau Celurit, senjata ini banyak digunakan oleh masyarakat setempat untuk membersihkan rumput liar.

Senjata Tradisional dari Banten – Parang

Senjata tradisional Banten yang terakhir kita bahas Pada kesempatan ini bernama parang, seperti yang kita tahu barang merupakan senjata tajam yang biasa digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu barang juga digunakan oleh masyarakat Banten pada zaman dahulu sebagai senjata untuk melindungi diri dari musuh.

Contoh penggunaan barang pada kegiatan sehari-hari adalah seperti untuk menyembelih hewan, memotong ikan, menebang pohon dan lain sebagainya.

Itulah penjelasan mengenai senjata tradisional Banten beserta dengan gambarnya dan kegunaannya, Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bisa menambah wawasan kita mengenai senjata-senjata yang ada di negara Indonesia.

Jangan lupa untuk share artikel ini agar dapat memberikan manfaat kepada teman-teman kita yang lainnya.

Dan seperti biasa, Terima kasih sudah singgah.

Tinggalkan komentar